Anak yg berumur 2-5tahun tingkah mereka lucu-lucu,asik namun
seringkali tingkah mereka itu juga bisa bikin kita merasa "sebel" dan
bikin kita emosi , anak kecil seumuran 2-5th seringkali berulah
macam-macam yg menjengkelkan,aneh dan bikin kita sebagai orangtua
pusing mendidiknya
Nah, Namun sedikit orang tau bahwa anak kecil
yg menyebalkan ,aneh dan terlanjur kita cap sebagai anak yg nakal
pada umur segitu.
sesungguhnya memiliki rahasia menakjubkan yg diungkap mereka setelah mereka dewasa kelak.
Keadaan malah berbalik saat mereka dewasa kelak akan menjadi anak yg membanggakan orangtuanya.
Apakah anak anda seperti ini ?
Inilah ciri-ciri dan sifat anak kecil yg ( padahal ) memiliki keberhasilan ketika mereka dewasa kelak !
1.) Anak yg Hyper-aktif atau Tidak mau diam ataupula tidak bisa duduk tenang.

Ciri-ciri Anak Hiperaktif:
1. Tidak Fokus
Misalnya,
anak Anda hiperaktif. Maka, kebanyakan dari kegiatan yang sedang dia
lakukan tidak bisa bertahan lama. Saat dia bermain bola, kemudian ada
anak lain yang melintas di depan sambil membawa balon, dia akan
membuang bolanya dan ikut bermain balon bersama anak lain. Begitu ada
anak lain yang berbeda, dia bisa mengalihkan perhatiannya untuk
mengikuti anak tersebut. Anak hiperaktif tidak bisa bertahan diam lebih
dari 5 menit. Anak ini juga suka berteriak-teriak tidak jelas, dan
berbicara semaunya. Juga memiliki sikap yang tidak mudah dipahami.
2. Sifat Menentang
Anak
hiperaktif lebih sulit dinasehati dari pada anak non-hiperaktif.
Misal, ia sedang bermain naik turun tangga dan kita memintanya untuk
berhenti, ia akan diam saja atau marah dengan tetap melanjutkan
bermain.
3. Destruktif
Sebagai perusak ulung,
anak hiperaktif harus dijauhkan dari ruangan yang banyak benda-benda
berharga atau barang pecah belah dan sejenisnya. Sikap yang suka
melempar, menghancurkan barang inilah yang disebut destruktif.
4. Tidak Mengenal Lelah
Tidak
akan tampak kelelahan saat ia bermain maupun setelah ia bermain.
Setiap hari berlari, berjalan dan melakukan kegiatan tanpa tujuan
jelas, bergerak terus adanya.
5. Tanpa Tujuan Jelas
Anak
aktif membuka buku untuk dibaca, anak hiperaktif membuka buku untuk
disobek, dilipat-lipat, atau dibolak balik saja tanpa membaca.
6. Bukan Penyabar yang Baik Dan Usil
Sering
saat bermain, ia dengan tidak sabar mengambil mainan dengan paksa.
Tidak suka jika menunggu giliran bermain. Suka mendorong, mencubit,
atau memukul tanpa alasan.
Anak hiperaktif memiliki kelebihan
disamping kekurangannya itu. Tentunya orang tua sangat diharapkan lebih
menaruh perhatian khusus kepada anak hiperaktif. Bukan berarti
melebihkan dari anak lainnya, tetapi harus mendidik dengan cara yang
berbeda dengan biasanya.
Sesungguhnya anak-anak
seperti ini kelak akan menjadi anak yg sangat dinamis, kelak ketika
saat mereka dewasa nanti mereka akan mampu mengerjakan tugas dalam
waktu yg bersamaan, atau malah memimpin lebih dari satu perusahaan
tanpa merasa kesulitan sama sekali.
2.) Anak yg Keras kepala atau Susah Sekali Diatur.
Anak
yg susah diatur contohnya: Selalu saja sulit kalau disuruh mandi
sore, bandel bila disuruh membereskan buku-bukunya yang berserakan,
tidak mau disuruh gosok gigi sebelum tidur, dan sebagainya. tetapi
begitu pulang sekolah suasana rumah jadi kacau. Rumah jadi berantakan,
rasanya tidak selesai-selesai merapikan rumah. Kalau sudah begini
banyak orangtua menjadi sering marah-marah dan stres.
Empat Jenis Anak Pemberontak
1. Menyukai kontrol.
Dibandingkan anak-anak lain, anak dari golongan ini sangat menyukai
kontrol. Mereka mau melakukan apa saja, bahkan sesuatu yang hasilnya
berlawanan asal mereka bisa mendapat,mempertahankan, dan merebut kembali
kontrol di tangannya.
2. Memanfaatkan keadaan sekitar.
Biasanya mereka sangat cepat menagkap respons orang lain dan
memanfaatkan respons tersebut untuk kepentingan sendiri, baik di
lingkungan sosial maupun di lingkungan keluarga. Kelak kemampuan membaca
reaksi orang lain ini bisa berguna. Tapi bagi anak-anak, kemampuan
eksploitif ini digunakan untuk memanfaatkan orang lain dan membuat Anda
pusing.
3. Tidak melihat keterlibatan dirinya dalam suatu persoalan.
Bukan hanya tidak melihat dirinya berperan dalam suatu persoalan,
tetapi juga meyakinkan diri bahwa orang lain di sekitarnyalah yang
dengan sengaja menimbulkan persoalan.
4. Toleransi tinggi terhadap hal-hal negatif.
Mereka suka membangkitkan kemarahan, dan hal negatif orang lain. Dan sering berhasil melakukan hal tersebut. (sumber : Try and Make Me, Ray Levy, Ph.D)
Padahal
sesungguhnya anak-anak seperti ini kelak ketika mereka dewasa nanti
akan punya prestasi menakjubkan dan sanggup menjadi pemimpin-pemimpin
perusahaan atau pemimpin instansi yg sangat berhasil dengan
peningkatan karir yg amat sangat pesat.
3.) Anak yg Pemalu dan Sulit Sekali Bergaul.

Contoh : Anak ini senang sekali menyendiri dan melakukan sesuatu di dalam kamarnya,dan bahkan anak ini sangat cengeng sekali.
Perasaan
malu adalah perasaan gelisah yang dialami seseorang terhadap
pandangan orang lain atas dirinya. Ada yang mengartikannya sebagai
sesuatu yang "aneh", "hati-hati", "curiga" dan sebagainya. Pada
umumnya sejak lahir manusia telah memiliki sedikit perasaan malu,
namun bila perasaan itu telah berubah menjadi semacam rasa takut yang
berlebihan, maka hal itu akan menjadi suatu fobia, yaitu takut
mengalami tekanan dari orang lain atau takut menghadapi masyarakat.
Anak yang pemalu selalu menghindar dari keramaian dan tidak dapat
secara aktif bergaul dengan temannya yang lain.
Guru tidak mudah
mengetahui apakah muridnya seorang pemalu, sebab pada umumnya mereka
tidak suka berbuat kegaduhan atau masalah. Sifat pemalu dapat
menjadi masalah yang cukup serius sebab akan menghambat kehidupan
anak, misalnya dalam pergaulan, pertumbuhan harga diri, belajar, dan
penyesuaian diri. Umumnya ciri anak pemalu ialah terlalu sensitif,
ragu-ragu, terisolir, murung, dan juga sulit bergaul. Jadi mereka
perlu diberi bantuan.
PENYEBAB MASALAH
1. Unsur Keturunan
Hal
ini merupakan faktor yang tidak langsung dan belum pasti. Sejak
lahir anak tersebut terlihat agak sensitif dan kemungkinan hal itu
terjadi karena pembawaan saat ibu yang ketika sedang mengandung
mengalami tekanan jiwa maupun fisik. Namun ini juga belum dapat
menjadi suatu bukti yang kuat apakah kelak anak yang sensitif itu
akan menjadi seorang pemalu.
2. Masa Kanak-kanak Kurang Gembira
Ada
sebagian anak yang mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan
pada masa kanak-kanaknya. Misalnya orangtua sering berpindah-
pindah, orangtua bercerai, orangtua meninggal, dipaksa pindah
sekolah atau dihina oleh teman dan sebagainya. Semua pengalaman itu
mengakibatkan terganggunya hubungan sosial mereka dengan
lingkungan, suka menghindar atau mundur, dan tidak berani bergaul
dengan orang yang tidak dikenal.
3. Kurang Bermasyarakat
Sifat
pemalu akan terjadi bila anak hidup dengan latar belakang di
mana ia diabaikan oleh orangtuanya, atau dibesarkan dalam
lingkungan keluarga yang mengasingkan diri, terlalu dikekang
sehingga mereka tidak dapat mengalami hubungan sosial yang normal
dengan masyarakat.
4. Perasaan Rendah Diri
Mungkin
perasaan malu itu timbul karena anak bertubuh pendek, bersikap
kaku atau punya kebiasaan yang jelek, lalu berusaha untuk
menutupinya dengan cara menyendiri atau menghindari pergaulan
dengan orang lain. Karena kurang rasa percaya diri dan beranggapan
dirinya tidak sebanding dengan orang lain, ia tidak suka
memperlihatkan diri di keramaian.
5. Pandangan Orang Lain
Banyak
anak yang menjadi pemalu karena pandangan orang lain yang telah
merasuk ke dalam dirinya sejak kecil. Mungkin orang dewasa sering
mengatakan bahwa ia pemalu, bahkan guru dan teman-teman juga
berpendapat sama, sehingga akhirnya ia benar-benar menjadi seorang
pemalu.
Padahal anak-anak seperti ini kelak akan
menjadi anak yg unggul di bidang sains dan teknologi, atau bisa juga
mereka menjadi seniman2 dan maestro kelas dunia, mereka adalah
anak-anak yg peka dan penuh cinta kasih,terutama cinta kasih terhadap
pada orangtuanya.
4.)Anak yg Terlalu Cerewet dan Tidak Tahu Malu pada lingkungannya.

Contoh : Anak ini bahkan cenderung sering membuat orangtuanya malu-maluin
Jadi
anak kecil sering serba salah. Sedikit bicara, orangtua prihatin.
Banyak cakap, bikin sebel bin senewen. Menghadapi bocah "bawel",
bagaimana meladeninya? Betulkah itu juga cermin tingginya
intelektualitas anak?
Usai
gladi resik untuk pementasan musik, sekelompok anak yang tergabung
dalam sebuah paduan suara berhamburan keluar dari sebuah gedung
pertunjukan. Riuh rendah suara mereka, mirip tawon keluar dari
sarangnya. Maklum anak-anak. Tapi, coba simak bocah yang satu ini.
"Ma,
Mama, lihat enggak tadi aku di panggung. Yang berdiri di sebelahku
namanya Nia. Dia teman sekolahku. Mama tahu 'kan. Nah, anak kecil di
depannya, yang rambutnya dikuncir dua, itu lo yang bajunya pink, Mama
lihat 'kan? Gayanya dia 'kan salah ya, Ma. 'Kan mestinya badannya
enggak ikut goyang, cuma kepalanya aja. Iya 'kan Ma? Eh, Ma, Ma, Si Nia
itu 'kan juga ngeles balet di sanggar deket rumah kita. Itu lo Ma,
yang di halamannya ada pohon mangganya. Tahu 'kan Ma ...."
Dibaca
saja mungkin bikin capek, apalagi kalau mendengar langsung
kalimat-kalimat yang meluncur dari bocah perempuan berumur lima tahun
itu. Tanpa bisa disela, ia masih terus bicara bahkan ketika sudah masuk
ke mobil yang membawa mereka pulang. Ibunya gamang, tak tahu harus
bagaimana meladeni anaknya yang tergolong talkative atau "cerewet" ini. Dibentak, dijewer, atau dibungkam?
Apakah
putra atau putri Anda yang masih balita juga punya kecenderungan
macam itu? Berbahagialah Anda kalau demikian, sebab di satu sisi itu
bisa jadi pertanda anak memiliki tingkat intelektualitas yang oke.
Tapi, di lain sisi Anda perlu prihatin, karena hal itu bisa
menunjukkan ada sesuatu yang salah dalam dirinya; apalagi kalau materi
yang dibicarakan melompat-lompat.
Padahal
anak-anak seperti ini akan menjadi anak yg terkenal ketika mereka
dewasa kelak ,anak-anak seperti ini sungguh memiliki bakat unjuk
keberanian saat mereka tampil didepan umum dan kemampuan mereka untuk
berekspresi.
Begitulah sejarah telah membuktikan
secara berkali-kali bahwa anak yg dulu ketika mereka kecil yg dianggap
sebagai anak yg aneh,bodoh dan menyebalkan seperti "ulat bulu"namun
nyatanya setelah mereka dewasa malah menjadi orang-orang yg sukses dan
terkenal dikehidupan.
Anak-anak ini yg dulu dianggap bermasalah
layaknya seperti tingkah "ulatbulu" yg menjijikan,gatal dan cocok
untuk disingkirkan padahal sesungguhnya adalah anak-anak yg belajar
mengenali diri dan lingkungannya pada saat mereka kecil
dengan
didikan orang tua yg mendidiknya secara "cerdas" berarti membantu
anak-anak siap untuk ber"metamorfosis" ketika kelak dewasa nanti
orang tua diharap mampu mendidik dengan segala cara yang cerdas dan
tetap sabar dalam menangani anak-anak yg dianggap seperti "ulat bulu"
ini.
Sumber: http://menujuhijau.blogspot.com/2010/12/sifat-sifat-anak-kecil-yang-akan-sukses.html